Senin, 25 Maret 2013

Wisata Kuliner Bangka

Kuliner Kepulauan Bangka Belitung

Masakan Bangka Belitung adalah masakan khas yang dibuat berdasarkan cara
memasak masyarakat Bangka dan Belitung. Masakan Bangka Belitung dapat dikhususkan menjadi masakan Bangka

dari Pulau Bangka dan masakan Belitung dari Pulau Belitung. Masakan Bangka Belitung cukup beraneka ragam
dikarenakan bahan-bahan masakan yang digunakan berbeda antar pulau dan juga pengaruh cara memasak
masyarakat propinsi lain terutama dari Sumatera Selatan, dimana dahulu Bangka Belitung masih bergabung.
Kategori masakan Bangka Belitung dibedakan atas masakan khas Melayu dan masakan Tionghoa terutama
masakan Hakka. Masakan Melayu Bangka Belitung jarang ditemukan di luar Bangka Belitung, sementara
masakan Tionghoa banyak dijumpai di pulau Jawa terutama di Jabodetabek

Lempah adalah masakan berkuah yang biasanya laut 

  • dibumbui rempah-rempah yang beraroma kuat. Dalam bahasa Belitung lempah disebutgangan
Jenisnya:
  • Lempah kuning adalah masakan lempah yang isinya terdiri dari ikan kakap merah atau tenggiri 
  • dengan kuah yang berbumbu kunyitcabai merahbawang merahbawang putihlengkuas dan 
  • belacan. Lempah ini memiliki kuah berwarna kuning dan biasanya dimasukkan potongan-potongan 
  • nanas sehingga disebut juga lempah nanas. Orang Belitung menyebutnya gangan ketarap
  • Ikan kakap dapat pula digantikan dengan daging sapi.
  • Lempah Darat atau Lempah daret adalah masakan lempah yang berisikan bahan bahan seperti 
  • batang keladi atau talas, sayur-sayuran dan kuah yang berbumbu rempah-rempah.
  • Lempah Kulat adalah masakan yang terbuat dari kulat/jamur khas Bangka yang biasanya dimasak 
  • dengan santan.
  • Rusip adalah makanan yang terbuat dari bahan dasar ikan teri yang difermentasikan dalam pot atau
  •  guci dengan garam, kemudian ditambahkan gula jawa sebagai perasa. Rusip agak serupa dengan jeot 
  • dalam kuliner Korea.
  • Kecalo atau calo adalah udang rebon yang difermentasikan. Dapat dikonsumsi langsung dengan 
  • sayur-sayuran sebagai lalapan. Kecalo memiliki rasa yang cukup asin, juga ditambahkan saat 
  • menggoreng telur kocok.
  • Belacan adalah jenis pasta ikan atau udang fermentasi yang dipadatkan dan memiliki bau khas yang 
  • agak menusuk. Belacan dijadikan bumbu untuk banyak masakan lain.
  • Bakmi Bangka disebut juga ja-mien/ya-mien/ja-mian/sui-mian bakmi yang berbahan kuah 
  • kaldu tulang dengan isi sayuran, daging ayam, daging sapi dan makanan laut.
  • Hamchoi atau sayur asin adalah sayur yang diasinkan, biasanya sayur bokchoi.
  • Songsui ; sejenis masakan berkuah yg terdiri dari choi sim (caisim), daging ba, engjan (baso ikan), 
  • seafood lainnya seperti udang dan cumi.
  • Tahu Kok atau tewfu kok, tahu goreng yang berisi adonan ikan dan biasanya dimasak kuah bersama
  •  daging lain.
  • Chap choi (cap cai); cap cai bangka sedikit berbeda dengan cap cai lainnya karena kuahnya berwarna 
  • merah karena dimasak dengan saos tomat.
  • Bakwan ; bakwan di sini bukan bakwan jagung seperti daerah lain, tetapi lebih berbentuk kepada empek-
  • empek rebus yang dimasak dengah kuah dan bumbu- bumbu khusus.
  • Thew Fu Sui ; thew fu sui adalah air tahu, tetapi tidak seperti di daerah lain, thew fu sui di bangka lebih 
  • banyak dinikmati selagi hangat.
  • Fu Yung Hai ; tidak seperti di daerah lain, fu yung hai bangka dibuat dengan telur bukan tepung, isinya
  •  bukan hanya sayuran, tetapi biasanya ada daging atau seafood dicampur dengan kacang polong dan 
  • disiram dengan kuah yang terbuat dari saos tomat.
  • Saucu adalah sejenis babi panggang khas Bangka, dipanggang dengan teknik khusus dan bumbu-bumbu 
  • khusus pula.
  • Thewfu cau sejenis tahu pong atau tahu kering, yang didalamnya tidak berisi dan biasanya terdapat 
  • dicocol dengan kuah thew ciong.
  • Teritip sejenis binatang laut yang hidup menempel di karang, biasanya dibuat menjadi sambal teritip 
  • dan dimakan dengan lalapan
  • Lokan sejenis kerang laut yang biasanya dimasak dengan kuah dicampur serai.
  • Hoisem sejenis cacing laut yang besar dan biasanya dimasak untuk campuran sup.
  • Eng Phiau sejenis perut ikan laut yang dikeringkan dan biasanya dijadikan bahan campuran untuk sup.
  • Bujan penganan ringan yang terbuat dari keladi/talas yang digoreng dan dimakan dengan cocolan 
  • sambel thew ciong atau campuran sambel belacan.
Beberapa jenis masakan lain mendapat pengaruh dari wilayah Sumatera seperti empek-empektekwan atau
 bakwan. Namun berbeda dari khas Sumatera Selatan yang menggunakan bahan ikan sungai, empek-empek 
di Bangka Belitung umumnya terbuat dari bahan ikan laut.


  • untuk info lebih lengkap klik di sini

Pembagian Administratif Pulau Bangka

 Bangka terbagi atas lima daerah tingkat dua, yaitu:


  • [[Kabupaten Bangka]] (ibukota: Sungailiat): Sejak masih bergabung dengan Sumatera Selatan maupun setelah lepas, Kabupaten Bangka merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak. Saat lepas dari Sumsel, luas Kabupaten Bangka meliputi 91% luas pulau Bangka (11.000 km2), namun pada tahun 2003 Kabupaten Bangka dimekarkan menjadi 4 Kabupaten. oleh karena itu, Kabupaten Bangka juga dikenal sebagai Kabupaten Bangka Induk






mercusuar pelabuhan Mentok



Pulau Ketawai - Kurau Bangka Tengah
  • [[Kabupaten Bangka Barat]] (ibukota: Mentok): Merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003. Kabupaten Bangka Barat merupakan titik penyebrangan yang menghubungkan Bangka dengan Sumatera Selatan melalui pelabuhan Mentok yang merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia. kota Mentok sendiri merupakan pusat pengolahan timah Bangka serta tempat Bung Karno, Bung Hatta, Moh. Roem dan pemimpin nasional lain diasingkan selama masa revolusi mempertahankan kemerdekaan.

  • [[Kabupaten Bangka Tengah]] (ibukota: Koba): Merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003. merupakan pusat perikanan Bangka Belitung. sepanjang jalan raya Pangkalpinang-Koba (60 km) terdapat pantai indah tepat di sisi jalan terutama di Desa Penyak dan Kurau. 




Pantai Tanjung Krasak
  • [[Kabupaten Bangka Selatan]] (ibukota: Toboali): Merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003. Daerahnya meliputi bagian selatan Pulau Bangka, termasuk pulau-pulau kecil seperti [[Pulau Lepar]], [[Pulau Pongok]] dan [[pulau Nanas]]. Kabupaten Bangka Selatan merupakan pusat penghasil beras Kepulauan Bangka Belitung. Juga merupakan daerah tujuan transmigran dari [[Jawa Barat]], [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]].



Kantor Bupati PangkalPinang
  • [[Kota Pangkal Pinang]]: merupakan ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang ditetapkan sejak tahun 2002. kota terbesar dan teramai di provinsi ini. sebelumnya merupakan ibukota kabupaten Bangka, namun pada tahun 1971 ibukota kabupaten Bangka pindah ke Sungailiat dan kota Pangkalpinang menjadi kota sendiri. Kantor pusat PT. Timah Tbk. berada di wilayah ini.

Sejarah Pulau Bangka



Asal nama pulau bangka Legenda mengisahkan, ada sebuah kapal besar dihantam  amukan badai, akhirnya kandas. Badan kapal yang kandas ini kemudian menjelma menjadi Pulau Bangka, sedangkan tiang-tiang kapal berubah menjadi gunungnya. Di kisahkan pula ada sebuah kapal penyelamatnya hanyut ke arah Timur kemudian kandas, selanjutnya berubah menjadi Pulau Belitung.
Selama ini tidak sedikit diantara kita yang mengetahui sejarah pertama kalinya ditemukan timah di Pulau Bangka, oleh siapa, dan dijadikan apa timah itu. Begitu juga dengan daerah yang memiliki keindahan alam dan panoramanya yang bagus, juga tidak diketahui siapa yang menemukannya pertama kali. Apalagi tentang nama pulau sebagai daerah penghasil timah nomor satu di nusantara ini yang sekarang bernama Pulau Bangka.
Tentunya para pembaca setuju bukan, kalau ada yang mau bercerita tentang itu, meskipun kurang pas atau mungkin salah menceritakannya penulis berharap penuturan ini dapat dibaca saat senggang, cerita ini dituturkan apa adanya baik yang pernah dibaca maupun yang pernah didengar saja.
Penulis pernah membaca dan mendengar dari berbagai sumber sebagaimana yang tertera dalam Peta Tertua, disitu disebutkan nama Banca untuk Pulau Bangka yang menurut datanya berasal dari peta Portugis pada pertengahan abad ke 17. Mengenai penamaan baru ini juga diikuti pemeta berkebangsaan Inggris, yang bernama Herman Moll dan terkenal dengan A Map of East Indies nya, dicetak untuk keperluan East India Company Tahun 1678 -1732. Sementara pekerjaan yang lebih rinci lagi dilakukan pemeta berkebangsaan Belanda hal ini dilakukannya dalam upaya merinci peta wilayah Indonesia untuk kepentingan VOC oleh seorang bernama Franccois Valentyn yang terkenal dengan Eyland Sumatera diterbitkan di Amsterdam pada tahun 1724.
Mari sejenak kita simak cerita yang berkembang di masyarakat dalam berbagai versi cerita dari beragam legenda untuk menyebutkan asal nama Pulau Bangka, dari sekian banyak versi cerita legenda yang berkembang hingga saat ini belum diketahui secara pasti mana yang benar. Seperti halnya versi nama pulau Bangka yang dihimpun Ir. Sutedjo Suyitno yang dulunya sebagai seorang karyawan dan pejabat pada bagian Eksplorasi dan Geologi (EG) di Perusahaan Tambang Timah Bangka, saat ini beliau lebih dikenal sebagai tokoh penulis sejarah Bangka, disamping itu beliau juga adalah salah seorang yang ikut ambil bagian dalam memperjuangkan berdirinya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Diceritakan dulu pulau ini pada abad ke 16 dinamakan Chinabara, Chinapata atau China Batto sekitar pertengahan abad ke 17 tiba-tiba mendapat nama baru dengan sebutan Banca atau Banka atau Bangka, menurut selentingan yang tercetus sampai saat ini tidak ada yang dapat menduga pergantian nama tersebut.
Konon dicerita pada awal abad 19 ada seorang guru yang mengajar di Inlandsche Scool Mentok bernama H. Idris beliau pernah menulis legenda tentang penamaan Bangka dalam bahasa Melayu kuno dan tulisan itu kemudian diterjemahkan oleh EC.Ade Clercg,dalam bukunya Bijdrage Tot de Geschiedenis Van Het Eiland Banka. Penuturan dari legenda itu hingga sekarang masih hidup di masyarakat pulau ini, yang merupakan sumbangan bagi kepentingan sejarah Bangka.
Memang ada beberapa versi cerita dari legenda ini, meskipun berbeda, pada hakekatnya ada kemiripan antara satu dengan yang lain, menurut versi yang pernah penulis baca, ada legenda versi Panji, versi Mentok, versi Balar dan versi Paku.
Kalau menurut legenda versi Panji begini ceritanya, dari kepercayaan penduduk desa Panji di Belinyu dan orang Sekak menuturkan, ada seorang anak raja Bugis bernama Seri Gading diusir oleh orang tuanya bernama Raja Tumpu Awang, karena berbuat serong. Diisyaratkan padanya baru diperbolehkan kembali bila sudah mendapatkan seorang isteri yang baik. Alkisah menceritakan maka berlayarlah Seri Gading dengan kapal besar yang dilengkapi awak kapal bersenjata lengkap, mereka menuju ke Jawa dan sekitar wilayah Melayu.
Selama menetap di Johor, Seri Gading mendapatkan jodoh dan mempersunting seorang putri keturunan Cina, kemudian ternyata menjadi seorang isteri yang baik. Karena sudah memenuhi persyaratan yang dikehendaki orang tuanya bertolaklah Seri Gading kembali ke negeri asalnya. Malang tak dapat dicegah dalam pelayaran pulang kapalnya dihamuk badai dan terdampar di sebuah pulau yang bergunung tinggi.
Singkat cerita Seri Gading bersama sisa-sisa awak kapalnya menemukan sebuah pondok, dibawah serumpun bambu tak jauh dari halaman pondok itu diketemukan dua sosok mayat atau bangkai laki-laki dan perempuan. Pulau yang asing baginya itu kemudian dinamakannya Bangkai, lama-kelamaan berubah menjadi Bangka.
Ada penuturan lain dari versi ini, bahwa pulau asing tersebut dinamakan Bangka, berasal dari nama jenis kayu yang dipergunakan untuk membuat kapal tersebut, jenis kayu Bangka yang kemudian menjelma menjadi Pulau Bangka.
Sementara itu kalau menurut legenda versi Mentok menceritakan, pada zaman dahulu kala ada sebuah kapal besar dari Negeri Johor yang ditumpangi beberapa penumpang laki-laki dan perempuan. Nakhoda kapal besar itu bernama Ragam atau Ranggam. Kapal itu mengalami amukan badai dan akhirnya kandas. Badan kapal yang kandas ini kemudian menjelma menjadi Pulau Bangka, sedangkan tiang-tiang kapal yang tinggi berubah menjadi gunungnya. Lebih lanjut diceritakan juga ada sebuah perahu penyelamatnya hanyut ke Timur, kemudian kandas berubah dan menjelma menjadi Pulau Belitung. Kalau legenda versi Balar, penduduk desa Balar wilayah Sungaiselan (sekarang ibu kota kecamatan di Kabupaten Bangka Tengah) menuturkan , pulau ini berasal dari sebuah kayu besar dari jenis kayu Bangka yang hanyut dari Bugis.
Sedangkan legenda versi Paku, yang dituturkan penduduk Paku daerah Payung (sekarang ibu kota kecamatan di Kabupaten Bangka Selatan), nama Bangka berasal dari kata Bangkai yakni bangkai dari seorang berbadan besar mirip raksasa yang terdampar di pulau ini.Legenda dari berbagai versi ini setidaknya dapat dijadikan sebuah cerita yang menarik bagi anak cucu, apalagi diceritakan kepada anak atau cucu menjelang tidur yang tentunya akan berkembang dengan sendirinya bila nanti ditanyakan kenapa dan mengapa bisa begitu dan begini.
Sepanjang yang pernah penulis ketahui dan baca, secara ilmiah dari sekian banyak para pengamat dan penelti cenderung berpendapat nama Bangka berasal dari bahasa Sansekerta, Vanka yang berarti Timah secara keseluruhan baik itu Timah Hitam maupun Timah Putih. Dari sisi lain hal ini juga memperkuat dugaan kalau sebenarnya timah di Pulau Bangka telah diketemukan sejak masa lampau, ketika wilayah ini masih dibawah pengaruh Hindu atau di awal pemerintahan kerajaan Sriwijaya.
Seandainya memang nama Bangka itu berasal dari kata Bangkai, yang menurut ceritanya di pulau gersang ini kerap diketemukan bangkai dari para nelayan ataupun pelaut yang terdampar kemudian mati kelaparan. Atau dimungkin juga kata bangkai itu berasal dari banyaknya bangkai kapal besar yang kandas atau pecah menghantam karang yang banyak tersebar disekitar pulau ini, seperti yang dialami Seri Gading dan awak kapalnya, terserah anda menterjemahkan maknanya.
Beginilah cerita dari legenda yang ada bertutur, setidaknya bagi kita orang Bangka harus tahu dan bisa menceritakannya kepada orang lain, kerabat, sanak keluarga yang belum mengetahuinya, sebagai contoh ada anak bertanya pada bapaknya, pak guru bercerita di sekolah kalau nama Bangka berasal dari kata Bangkai apa benar? Kalau bapak yang bijak dan tahu akan menuturkan begini loh ceritanya, siapa takut..