Asal nama pulau bangka Legenda mengisahkan, ada sebuah
kapal besar dihantam amukan badai, akhirnya
kandas. Badan kapal yang kandas ini kemudian menjelma menjadi Pulau Bangka,
sedangkan tiang-tiang kapal berubah menjadi gunungnya. Di kisahkan pula ada sebuah
kapal penyelamatnya hanyut ke arah Timur kemudian kandas, selanjutnya berubah menjadi
Pulau Belitung.
Selama ini tidak sedikit diantara kita yang mengetahui
sejarah pertama kalinya ditemukan timah di Pulau Bangka, oleh siapa, dan
dijadikan apa timah itu. Begitu juga dengan daerah yang memiliki keindahan alam
dan panoramanya yang bagus, juga tidak diketahui siapa yang menemukannya
pertama kali. Apalagi tentang nama pulau sebagai daerah penghasil timah nomor
satu di nusantara ini yang sekarang bernama Pulau Bangka.
Tentunya para pembaca setuju bukan, kalau ada yang mau
bercerita tentang itu, meskipun kurang pas atau mungkin salah menceritakannya
penulis berharap penuturan ini dapat dibaca saat senggang, cerita ini
dituturkan apa adanya baik yang pernah dibaca maupun yang pernah didengar saja.
Penulis pernah membaca dan mendengar dari berbagai
sumber sebagaimana yang tertera dalam Peta Tertua, disitu disebutkan nama Banca
untuk Pulau Bangka yang menurut datanya berasal dari peta Portugis pada pertengahan
abad ke 17. Mengenai penamaan baru ini juga diikuti pemeta berkebangsaan
Inggris, yang bernama Herman Moll dan terkenal dengan A Map of East Indies nya,
dicetak untuk keperluan East India Company Tahun 1678 -1732. Sementara
pekerjaan yang lebih rinci lagi dilakukan pemeta berkebangsaan Belanda hal ini
dilakukannya dalam upaya merinci peta wilayah Indonesia untuk
kepentingan VOC oleh seorang bernama Franccois Valentyn yang terkenal dengan
Eyland Sumatera diterbitkan di Amsterdam pada tahun 1724.
Mari sejenak kita simak cerita yang berkembang di
masyarakat dalam berbagai versi cerita dari beragam legenda untuk menyebutkan
asal nama Pulau Bangka, dari sekian banyak versi cerita legenda yang berkembang
hingga saat ini belum diketahui secara pasti mana yang benar. Seperti
halnya versi nama pulau Bangka yang dihimpun Ir. Sutedjo Suyitno yang dulunya
sebagai seorang karyawan dan pejabat pada bagian Eksplorasi dan Geologi (EG) di
Perusahaan Tambang Timah Bangka, saat ini beliau lebih dikenal sebagai tokoh penulis sejarah Bangka, disamping itu beliau
juga adalah salah seorang yang ikut ambil bagian dalam memperjuangkan
berdirinya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Diceritakan dulu pulau ini pada abad ke 16 dinamakan
Chinabara, Chinapata atau China Batto sekitar pertengahan abad ke 17 tiba-tiba
mendapat nama baru dengan sebutan Banca atau Banka atau Bangka, menurut
selentingan yang tercetus sampai saat ini tidak ada yang dapat menduga
pergantian nama tersebut.
Konon dicerita pada awal abad 19 ada seorang guru yang
mengajar di Inlandsche Scool Mentok bernama H. Idris beliau pernah menulis
legenda tentang penamaan Bangka dalam bahasa Melayu kuno dan tulisan itu
kemudian diterjemahkan oleh EC.Ade Clercg,dalam bukunya Bijdrage Tot de
Geschiedenis Van Het Eiland Banka. Penuturan dari legenda
itu hingga sekarang masih hidup di masyarakat pulau ini, yang merupakan
sumbangan bagi kepentingan sejarah Bangka.
Memang ada beberapa versi cerita dari legenda ini,
meskipun berbeda, pada hakekatnya ada kemiripan antara satu dengan yang lain,
menurut versi yang pernah penulis baca, ada legenda versi Panji, versi Mentok,
versi Balar dan versi Paku.
Kalau menurut legenda versi Panji begini ceritanya,
dari kepercayaan penduduk desa Panji di Belinyu dan orang Sekak menuturkan, ada
seorang anak raja Bugis bernama Seri Gading diusir oleh orang tuanya bernama
Raja Tumpu Awang, karena berbuat serong. Diisyaratkan padanya baru
diperbolehkan kembali bila sudah mendapatkan seorang isteri yang baik. Alkisah
menceritakan maka berlayarlah Seri Gading dengan kapal besar yang dilengkapi
awak kapal bersenjata lengkap, mereka menuju ke Jawa dan sekitar wilayah
Melayu.
Selama menetap di Johor, Seri Gading mendapatkan jodoh
dan mempersunting seorang putri keturunan Cina, kemudian ternyata menjadi seorang
isteri yang baik. Karena sudah memenuhi persyaratan yang dikehendaki orang
tuanya bertolaklah Seri Gading kembali ke negeri asalnya. Malang tak dapat
dicegah dalam pelayaran pulang kapalnya dihamuk badai dan terdampar di sebuah
pulau yang bergunung tinggi.
Singkat cerita Seri Gading bersama sisa-sisa awak
kapalnya menemukan sebuah pondok, dibawah serumpun bambu tak jauh dari halaman
pondok itu diketemukan dua sosok mayat atau bangkai laki-laki dan perempuan.
Pulau yang asing baginya itu kemudian dinamakannya Bangkai, lama-kelamaan
berubah menjadi Bangka.
Ada penuturan lain dari versi ini, bahwa pulau asing
tersebut dinamakan Bangka, berasal dari nama jenis kayu yang dipergunakan untuk
membuat kapal tersebut, jenis kayu Bangka yang kemudian menjelma menjadi Pulau
Bangka.
Sementara itu kalau menurut legenda versi Mentok
menceritakan, pada zaman dahulu kala ada sebuah kapal besar dari Negeri Johor
yang ditumpangi beberapa penumpang laki-laki dan perempuan. Nakhoda kapal besar
itu bernama Ragam atau Ranggam. Kapal itu mengalami amukan badai dan akhirnya
kandas. Badan kapal yang kandas ini kemudian menjelma menjadi Pulau Bangka,
sedangkan tiang-tiang kapal yang tinggi berubah menjadi gunungnya. Lebih lanjut
diceritakan juga ada sebuah perahu penyelamatnya hanyut ke Timur, kemudian
kandas berubah dan menjelma menjadi Pulau Belitung. Kalau legenda versi Balar,
penduduk desa Balar wilayah Sungaiselan (sekarang ibu kota kecamatan di
Kabupaten Bangka Tengah) menuturkan , pulau ini berasal dari sebuah kayu besar
dari jenis kayu Bangka yang hanyut dari Bugis.
Sedangkan legenda versi Paku, yang dituturkan penduduk
Paku daerah Payung (sekarang ibu kota kecamatan di Kabupaten Bangka Selatan),
nama Bangka berasal dari kata Bangkai yakni bangkai dari seorang berbadan besar
mirip raksasa yang terdampar di pulau ini.Legenda dari berbagai versi ini
setidaknya dapat dijadikan sebuah cerita yang menarik bagi anak cucu, apalagi
diceritakan kepada anak atau cucu menjelang tidur yang tentunya akan berkembang
dengan sendirinya bila nanti ditanyakan kenapa dan mengapa bisa begitu dan
begini.
Sepanjang yang pernah penulis ketahui dan baca, secara
ilmiah dari sekian banyak para pengamat dan penelti cenderung
berpendapat nama Bangka berasal dari bahasa Sansekerta, Vanka yang berarti
Timah secara keseluruhan baik itu Timah Hitam maupun Timah Putih. Dari sisi
lain hal ini juga memperkuat dugaan kalau sebenarnya timah di Pulau Bangka
telah diketemukan sejak masa lampau, ketika wilayah ini masih dibawah pengaruh
Hindu atau di awal pemerintahan kerajaan Sriwijaya.
Seandainya memang nama Bangka itu berasal dari kata
Bangkai, yang menurut ceritanya di pulau gersang ini kerap diketemukan bangkai
dari para nelayan ataupun pelaut yang terdampar kemudian mati kelaparan. Atau
dimungkin juga kata bangkai itu berasal dari banyaknya bangkai kapal besar yang
kandas atau pecah menghantam karang yang banyak tersebar disekitar pulau ini,
seperti yang dialami Seri Gading dan awak kapalnya, terserah anda
menterjemahkan maknanya.
Beginilah cerita dari legenda yang ada bertutur, setidaknya
bagi kita orang Bangka harus tahu dan bisa menceritakannya kepada orang lain,
kerabat, sanak keluarga yang belum mengetahuinya, sebagai contoh ada anak
bertanya pada bapaknya, pak guru bercerita di sekolah kalau nama Bangka berasal
dari kata Bangkai apa benar? Kalau bapak yang bijak dan tahu akan menuturkan
begini loh ceritanya, siapa takut..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar